Pertandingan ke-32 melawan PSPS Pekanbaru benar-benar menjadi titik kulminasi bagi Arema Indonesia. Meskipun tidak disiarkan secara langsung oleh televisi pemegang hak siar Liga Super Indonesia, namun pertandingan ini menyedot perhatian Aremania dimanapun berada dan publik bola tanah air lainnya. Publik bola, nampaknya lebih terkonsentrasi untuk mengikuti jalannya pertandingan melalui siaran radio yang juga dapat dinikmati melalui radio streaming dari RCB FM dan live report melalui situs resmi Arema Indonesia, dibandingkan menyaksikan siaran langsung di Televisi yang menayangkan pertandingan lainnya.

Sejak menit pertama pertandingan sudah berjalan keras. Team Asykar Bertuah yang memiliki rekor sangat baik jika bermain di kandang tampil ngotot sejak peluit tanda pertandingan dimulai untuk mempertahankan rekornya sekaligus menjaga gengsi dengan mengalahkan tamunya yang juga calon juara Super Liga ini. Team Singo Edan sendiri yang tampil dihadapan publik team tuan rumah dan sedikitnya 300 Aremania yang datang ke Stadion Rumbai, Pekanbaru tampil penuh semangat sejak menit awal. Bayangan menggenggam Piala membuat para Pemain tidak begitu menghiraukan nyanyian sumbang dan lemparan suporter tuan rumah.
Di akhir babak pertama, Goal Striker pemain Timnas Singapura Nooh Alamsyah (Along) menciptakan sorak sorai pendengar siaran pandangan mata di seluruh Malang Raya. Optimisme meraih gelar juara semakin besar. Kegembiraan pun semakin memuncak. Sayangnya di Awal babak Kedua hadiah penalti kepada PSPS tidak dapat di tahan Kiper Muda penuh bakat Kurnia Meiga Hermansyah. Kedudukan pun berubah menjadi 1-1. Berhasil menyamakan kedudukan, skuad Abdurrahman Gurning yang tidak rela kandangnya menjadi tempat penentuan Arema Indonesia meraih juara tampil ngotot dan habis-habisan, hingga sempat terjadi kericuhan di pertengahan babak kedua, dimana bukan hanya sekedar perkelahian antar pemain yang seharusnya cukup diselesaikan pemain dan wasit, namun aparat keamanan lokal, official dan beberapa orang berpakaian preman masuk kedalam lapangan dan bukannya melerai tapi justru terlibat dalam perkelahian seperti terlihat dalam rekaman TV Lokal Zamrud TV. Beberapa pemain Arema Indonesia, Official dan juga dokter Team yang sempat dilempari setelah merawat pemain juga menjadi korban penyerangan. Pertandinganpun sempat terhenti selama beberapa saat. Dan setelah suasana di dalam lapangan agak mereda, pertandinganpun dilanjutkan. Dan hingga peluit panjang berbunyi, kedudukan tidak berubah dari skor 1-1, hasil ini sekaligus memastikan Arema Indonesia sebagai juara Liga Super Indonesia 2009-2010. Melewati 33 Pertandingan dengan 70 Poin tidak mungkin lagi di kejar Persipura yang telah melakoni 33 Pertandingan dan mengumpulkan 66 Poin.
Rasa Syukur, kegembiraan, dan nyanyian kemenanganpun bergemuruh. Di tengah lemparan yang tidak kunjung surut kepada pemain, official dan Aremania, tidak dapat mencegah kegembiraan itu. Air mata kebahagiaanpun tumpah ruah, teriakan takbir dan tahmidpun melengkapi kemenangan Arema Indonesia. Di Kota Malang sendiri, begitu mengetahui hasil imbang ini, Puluhan bahkan mungkin ratusan ribu Aremania turun ke Jalan hingga tengah malam.
Setelah melalui perjuangan panjang, melewati krisis hingga nyaris di tinggalkan pelatih dan pemain, beberapa kali bermain dalam tekanan, akhirnya Arema Indonesia membuktikan diri sebagai team terbaik di negeri ini. (lek.) (foto by aremafc.com)