Suratku Yang Tak Berarti

Kalau kita lapar itu biasa.
Kalau kita malu itu juga biasa.
Namun kalau kita malu atau lapar karena Malaysia,
Itu KURANG AJAR !!
Kerahkan pasukan ke Kalimantan
Hajar Cecunguk Malayan itu.

Pukul dan sikat jangan sampai tanah dan udara kita
Diinjak-injak oleh Malayan keparat itu
Doakan aku, aku kan berangkat ke medan juang
Sebagai patriot bangsa, sebagai martir bangsa,
Dan sebagai peluru bangsa yang tak mau diinjak-injak harga dirinya
Serukan, serukan keseluruh pelosok negeri bahwa kita akan bersatu
Untuk melawan kehinaan ini
Kita akan membalas perlakuan ini dan kita tunjukkan bahwa kita
Masih memiliki gigi yang kuat dan kita juga masih memiliki martabat
Yoo.. ayoo. Kita ganyang
Ganyang Malaysia Ganyang Malaysia
Bulatkan tekad Semangat kita baja
Peluru kita banyak Nyawa kita banyak
Bila perlu satu-satu
(Bung Karno, 3 Mei 1964)

46 tahun berselang. Seruan Ganyang Malaysia kembali terdengar. Tidak lepas dari perlakuan semena-mena Malaysia terhadap WNI juga kelancangan mereka yang mengklain beberapa budaya milik bangsa kita. Tapi, kita renungkan… bisakah kita mengganyang Negara lain ? sedang tanah air tercinta ini sedang bergelimang dengan berbagai masalah. Politik, hukum, ekonomi…

Sifat-sifat individu lebih menonjol, rasa kekeluargaan serta kebersamaan hanya sekedar semboyan atau simbol. Rasa Persatuan seolah hanya menjadi kata-kata yang selalu diobral dan hanya sebuah abstrak. Kita masih saling mencela, mencibir, saling menjatuhkan. Seakan hidup di hutan belantara dan memakai hukum rimba.

Hukum rimba, apakah ini hasil dari pendidikan berbagai fakultas hukum di Indonesia ? Apakah kesemena-menaan dan kemasabodohan yang didapat oleh para sarjana hukum kita ? Tidak adakah mereka diberi mata kuliah rasa kemanusiaan ? Atau pertanyaanku terakhir, tidak adakah orang jujur dan membela tanpa pamrih ?

Kepentingan individu maupun kepentingan golongan tertentu semakin tercetak jelas di depan mataku ? Yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin. Aku disini hanya bisa menonton para wakilku berebut kekuasaan. Yang kotor merasa semakin suci, yang baik apalagi. Sungguh tidak ada yang baik, karena yang baik itu bukannya tidak mau korupsi atau sebagainya, tapi karena mereka tidak mempunyai kesempatan melakukannya. Jadi sebenarnya, rakyat yang mana yang kalian wakili ?

Tolong siapapun, buka nuranimu, sedikit kebaikanmu sangat berarti bagiku. Kemana lagi kuharus berharap ? kecuali kepada kita semua, para putra bangsa. Atau aku memohon kepada tuhan agar kita diberi musibah nasional, sehingga hati nurani kita bisa terbuka kembali.
kulihat ibu pertiwi, sedang bersusah hati”

Read this | Baca yang ini



Widget by [ Tips Blogger ]

0 comments:

Post a Comment

 
hostgator coupon