Masa hukuman yang diberikan oleh UEFA akibat tragedi heysel itu dimanfaatkan oleh mereka. Apalagi anehnya, FA (PSSInya Inggris) memberikan hukuman juga kepada tim-tim di Inggris. Tak ada yang mengeluh dan semua pasrah. Mereka melakukan beberapa perubahan mendasar namun penting. Mereka mulai menata kembali Sepakbola serta Liga mereka sendiri. Apalagi Liga Inggris semenjak awal 80an mulai meredup.
Awal tahun 90an merupakan puncak dari revolusi sepakbola Inggris. Tim-tim besar liga inggris mulai berkoalisi dan membentuk liga sendiri. Mereka geram dengan sistem pengelolaan Liga Utama Inggris yang dinilai sangat buruk. Mereka mulai membentuk suatu Liga yang dinamakan English Premier League. Hal ini semakin menarik, karena mereka bertujuan menjadikan sepakbola sebagai industry hiburan.
Mereka lalu menjual hak siar mereka kepada beberapa televisi lokal. Mereka juga berhasil menarik berbagai sponsor ke Liga mereka. Hingga di tahun 1992 Liga ini mulai bergulir. Inilah sejarah English Premier League yang kita saksikan sekarang. Namun, selain hal itu hal yang sangat kontroversial adalah perombakan besar-besaran stadion dan peniadaan pagar pembatas antara lapangan dan penonton serta jarak yang hanya beberapa meter.
Stadion di Inggris sebelumnya sangat jelek dan kurang berkualitas. Karena itu dimulailah perombakan dengan syarat, jarak penonton dan lapangan didekatkan serta peniadaan pagar pembatas. Hal ini menimbulkan reaksi keras ke FA yang memberikan usulan ini.
Beberapa mengatakan ini bunuh diri. Dengan adanya pagar pembatas saja, bisa terjadi kejadian seperti tragedy Heysel, apalagi ini tidak ada pagar pembatas. FA juga menghapuskan tiket tribun yang berdiri. Jadi semua stadion mesti mempunyai tempat duduk beserta nomornya. ini semakin membuat publik geram, karena tribun berdiri merupakan tiket yang paling murah. FA bersikukuh, karena menurut mereka tribun berdiri itu merupakan biang kerok kerusuhan. Di dalam stadion pun tidak diperbolehkan ada aparat kepolisian, sehingga para aparat harus menyamar.
Namun, show must go on. Hal ini malah menjadi sesuatu yang sangat positif, karena timbul kesadaran sendiri bagi penonton di Inggris untuk menjaga rasa kondusif saat menonton sepakbola. Ya, hal yang berbau kontroversial itu pun menjadikan penonton Liga Inggris menjadi lebih dewasa.
Tapi bukan berarti ini membuat Liga Inggris aman, tentu kita masih ingat tendangan kungfu Eric Cantona ke suporter Crystal Palace atau balon yang menyebabkan gawang Liverpool kebobolan.
Namun kita harus memberikan 2 jempol kepada FA. Suatu tragedy yang menjadikan tamparan untuk berubah. Apa perlu Indonesia mengalami kejadian yang sama agar sepakbola kita lebih maju ? Ku rasa tidak, karena bangsa kita seolah menutup mata dan menutup hati untuk belajar dari berbagai kesalahan yang pernah terjadi.
Widget by [ Tips Blogger ]
0 comments:
Post a Comment