Mereka Bicara Soal Sunarto, Si Joker Produk Asli Akademi Arema
Menangis Baca SMS, Suka Menyebut Diri Sunartotti
JOKER itu bernama Sunarto. Gol tunggalnya ke gawang Persipura, mengantar Singo Edan meraih kemenangan. Itu adalah kontribusi kedua Sunarto untuk Arema. Gol-gol itu, juga dipersembahkan untuk kedua orangtuanya.
Kepada merekalah gol penentu kemenangan yang dilesakkan pemain berusia 20 tahun itu ke jala gawang Yoo Jae Hoon didedikasikan. ‘’Saya langsung kirim sms selamat ke Ato (panggilan Sunarto). Dia sampai menangis. Katanya gol itu buat ibu dan bapak,’’ buka Umul Hayati, ibu Sunarto bercerita.
Rasa haru bercampur bangga melihat putra sulungnya kini menjadi buah bibir tak bisa terelakkan lagi. Mereka ingat betul, bagaimana kakak Ayunda Dwi Tanti itu mulai belajar menendang bola.
‘’Sejak di perut, bawaannya nendang-nendang terus. Mulai kecil, dia sudah bercita-cita untuk menjadi pemain sepakbola. Semangatnya yang besar kini membuahkan hasil,’’ tambah sang ibu.
Ato mengawali kiprahnya di lapangan hijau kala bergabung dengan SSB Mahaputra, besutan pelatih Agus Salim. Saat itu Ato cilik masih duduk di bangku kelas IV SDN Saptorenggo 1. Meski bertubuh mungil, bocah kelahiran 18 Mei 1990 itu tumbuh sebagai penyerang haus gol.
‘’Walaupun paling kecil, dia bisa jadi top skor. Setiap latihan, selalu saya antar. Tapi akhirnya mungkin malu juga sama teman-temannya,’’ kenang Suwadi, sang ayah.
Jalan terang terbuka bagi Ato kala lolos seleksi masuk Akademi Arema. Saat itu dia sudah duduk di bangku SMPN 1 Tumpang. ‘’Saat itu ada berita pendaftaran seleksi Akademi Arema di Malang Post. Lalu seorang tetangga mendaftarkan Ato. Ternyata dia lolos. Begitu awalnya,hingga sekarang masuk tim senior,’’ imbuh Suwadi.
Namun, tidak semua jalan mulus dilalui pemain yang dikenal pemalu itu. Masa-masa sulit juga sempat dirasakan alumnus SMAN 1 Tumpang tersebut. ‘’Dia sempat mogok latihan SSB hampir satu bulan. Sampai pelatihnya mencari. Itu karena sepatunya rusak. Sementara kami belum punya uang untuk membelikan sepatu baru. Tapi dia diam saja, tidak merengek. Ya, akhirnya saya jual perhiasan supaya bisa belikan Ato sepatu,’’ beber Umul berkisah.
Menggantungkan penghasilan berdagang buah di pasar, memenuhi seluruh kebutuhan bermain bola sang anak, jelas bukan perkara mudah bagi pasangan yang terpaut usia delapan tahun tersebut. Apalagi hampir dua hingga tiga bulan sekali, Ato harus membeli sepatu baru.
Meski begitu, peluh perjuangan orangtuanya seolah terbayar dengan prestasi Ato saat ini. Sunarto menjelma sebagai juru selamat tim berkat gol-gol yang dibuatnya.
Si pendiam itu bukan lagi pemain ingusan yang pantas diremehkan. Dialah super sub yang disebut pelatih Miroslav Janu sebagai kartu truf bernama ‘Joker’. Bakat hebat Ato bahkan terendus pelatih timnas, Alfred Riedl yang sempat memanggilnya ikut seleksi timnas U-23 beberapa waktu lalu.
Bagi sang ibu, kegagalan Ato menembus skuad timnas proyeksi SEA Games tidak menjadi halangan bagi Ato untuk mengembangkan bakatnya yang luar biasa.
‘’Mungkin belum waktunya. Apalagi Arema membutuhkan tenaganya. Kami selalu mensupport. Toh sekarang dia bisa membuktikan diri di tim lewat gol yang dibuatnya,’’ terang wanita 40 tahun itu ramah.
Yang jelas, impian Ato kecil untuk mengenakan kostum berlogo kepala singa telah terwujud. Bocah yang sejak menimba ilmu di SSB menyablon kaosnya dengan nama Sunartotti (idolanya yang juga kapten klub AS Roma, Francesco Totti) itu kini tengah bersinar sebagai idola baru Aremania.
Lesatan gol kemenangannya pun selalu dinanti. ‘’Semoga dia jadi pemain yang baik. Tetap bersahaja sampai kapan pun,’’ pinta sang ibu disambut anggukan suami tercinta yang duduk di sampingnya. (tommy yuda pamungkas)
Malang Post
Widget by [ Tips Blogger ]
0 comments:
Post a Comment