Jarak antara Arsenal dan Manchester United ‘hanya’ enam poin, tapi problem mentalitas menjadi perbedaan terbesar keduanya memasuki fase krusial Premier League musim ini.
United setidaknya akan bermain pada dua leg semifinal Liga Champions, berharap tak mengulang kesalahan Inter saat bertemu Schalke untuk mencapai final Eropa kedua setelah tahun 2009. Minus kekalahan dari “tetangga yang berisik” di semifinal Piala FA, United berada di pole position Premier League dengan sisa enam laga.
Sebaliknya dengan Arsenal, sejak kekalahan dari Birmingham City di final Piala Liga, The Gunners hanya menang dua kali, satu lawan tim divisi dua Leyton Orient di replay Piala FA dan satu lagi lawan Blackpool.
Setelah tiga harapan juara musim ini dipastikan lepas, satu-satunya asa Arsenal mengangkat trofi juara adalah di Premier League. Namun tiga hasil seri di kandang belum cukup untuk memangkas selisih poin dengan United di puncak klasemen.
Pemilik baru saham mayoritas Arsenal, Stan Kroenke, berada di tribun Emirates Stadium ketika Dirk Kuyt secara dramatis mengeksekusi penalti di menit 101. Bisa dipastikan Kroenke tak puas dengan momen hilangnya kemenangan yang di depan mata.
Wenger mempertanyakan keputusan wasit Andrew Marriner yang memberi tambahan waktu tiga menit setelah injury time delapan menit berakhir. Tiga menit yang cukup membuat Lucas Leiva dijatuhkan Emmanuel Eboue di kotak penalti Arsenal.
“Yang membuat saya frustasi dari Arsenal adalah tak ada seorang pemain seperti Nigel Winterburn, yang tak akan mengakibatkan penalti seperti itu,” kata mantan bek Arsenal Lee Dixon pada komentarnya di BBC Match of The Day.
“Ini adalah permasalahan mental. Kejadian ini di menit terakhir pertandingan, ketika anda unggul 1-0 dan wasit akan mengakhiri pertandingan. Ini momen krusial yang bisa membuyarkan keseluruhan musim kompetisi,” lanjut Dixon.
Selain harus melupakan faktor wasit yang bisa terjadi tak hanya pada Arsenal, Wenger seperti kehilangan seorang pemimpin di lini belakang setelah melepas William Gallas. Mereka juga butuh kiper berpengalaman untuk melapis bakat Wojciech Szczesny. Pilihan akhirnya jatuh pada Jens Lehmann, kiper veteran yang hampir semusim pensiun.
Wenger butuh sesuatu dari pemainnya yang membuat mereka bermain layaknya tim juara di sisa sepuluh menit akhir pertandingan, termasuk tambahan waktu, mungkin sampai menit ke 101. Mental juara dan kemampuan ‘membunuh’ di depan gawang seperti menghilang dari Arsenal.
Di White Hart Lane, harapan terakhir Arsenal digantungkan. Wenger mengatakan, “Kami harus memenangkan pertandingan berikutnya (lawan Spurs). Selalu ada harapan, tapi untuk menjaga harapan tetap hidup kami harus memenangkan pertandingan,”
“Saya tidak tahu apakah musim ini (masih bisa menjadi) milik kami atau tidak,” tegas Wenger.
Mengacu pada komentar Dixon, kita sudah tahu jawabannya.
sumber: klinikbola.com
Widget by [ Tips Blogger ]
0 comments:
Post a Comment