Tanah Papua selalu memiliki talenta-talenta yang memiliki bakat alam bermain sepakbola. Kita pun selalu tercengang dan mengacungkan jempol kepada pemain yang berasal dari daerah paling timur ini. Dari Ellie Eboy, Boas Salossa, Okto, sampai terbaru Titus Bonai. Pelatih timnas walaupun terus berganti-ganti, mereka tetap memburu pemain-pemain asal papua ini.
Yang menjadi masalah adalah kedisiplinan para pemain timnas. Masalah ini selalu menjadi polemik bagi tiap pelatih. Tindakan indisipliner sebenarnya bisa mengganggu konsentrasi dan persiapan tim. Namun, pemain dari Papua ini selalu saja berani melanggar kedisiplinan dengan tidak mengikuti latihan tim. Tentu sebagai pelatih yang profesional, harus tegas mengambil keputusan, bisa saja dengan mencoret pemain tersebut. Juga sebagai pemain yang profesional, harusnya sudah memahami resiko sebagai pemain timnas.
Boas Salossa pernah dicoret dari timnas untuk Piala AFF tahun lalu karena tindakan indisipliner dia. Dia tidak datang mengikuti pelatnas timnas walaupun sudah diperingati. Pelatih Alfred Riedl pun mencoret nama Boas dari daftar tim. Opa Riedl pun cukup tegas dengan keputusannya meski intervensi dari berbagai pihak terus menerpa dirinya untuk tidak mencoret Boas.
Okto pun sebelum bertanding melawan Turkmenistan dalam laga pra-olympic pernah terancam dicoret. Okto memilih kembali ke klubnya, Sriwijaya Fc dan meninggalkan sesi latihan tanpa ada pemberitahuan. Beruntung, karena alasan yang logis dia tidak dicoret dari timnas.
Yang terbaru adalah kaburnya Titus Bonai dari pelatnas U-23. Dia tidak muncul dalam sesi latihan timnas. Begitu ditanyakan kepada timnya, Persipura. Mereka tidak mengetahui apa-apa soal Titus. Ya, Titus seperti mengiikuti jejak senior-seniornya yang kabur begitu saja dari pelatnas.
Tiga pemain ini sepertinya sudah cukup mewakili kekalahan-kekalahan yang diderita oleh timnas Indonesia. Kegagalan selama ini tercipta dari tidak disiplinnya salah satu pemain, karena sudah pasti hal itu berpengaruh terhadap mental dan persiapan tim. Sungguh sebuah disiplin sangat diperlukan dalam mencapai kesuksesan. Sangat disayangkan, talenta-talenta besar pemain Indonesia menjadi percuma karena sifat indisipliner itu.
Untuk mencapai kesuksesan, timnas Indonesia haruslah menanamkan sifat kedisiplinan. Baik dari petinggi PSSI sampai kepada pemainnya. Percuma bila kita menyewa pelatih asing,namun pemain-pemain kita indisipliner, dan yang patut disayangkan, pejabat-pejabat PSSI pun tetap mengintervensi pelatih walaupun pemain itu sebenarnya indisipliner.
Ini bukan hanya berlaku di Sepakbola, di Olahraga lain pun begitu. Di kehidupan sehari-hari kita, dalam meraih kesuksesan dibutuhkan kedisiplinan yang tinggi. Ya, sepertinya apa yang dilakukan Boas, Okto, dan Titus sudah cukup mewakili perilaku kita, orang Indonesia. Hiduplaah Indonesia Rayaa~
Widget by [ Tips Blogger ]
0 comments:
Post a Comment