“Saya hanya butuh waktu kurang dari 10 menit untuk yakin bahwa dia memang seorang bintang masa depan.” Demikian kata Carles Rexach yang pernah melatih Lionel Andrés Messi di tim Barcelona B. “Sepanjang karier saya selama 40 tahun, tak pernah saya melihat seorang pemain yang benar-benar bertalenta. seseorang dengan pengetahuan sepak bola minim pun akan bisa menyadari kemampuan hebat aldio (Messi).” Lanjutnya.
Apa yang dikatakan Rexach bukan tanpa bukti. Dua tahun berturut-turut Lionel Andres Messi memenangi gelar pemain terbaik dunia/Ballon d’Or (2009 dan 2010) sudah cukup membuktikan kepada public sepak bola sejagad bahwa dalam hal skill dan kepiawaiannya di lapangan hijau Messi sudah teruji. Lantaran itu tidak heran jika si kidal kelahiran Rosario Argentina 24 Juni 1987ini kebanjiran pujian.
“Leo sekali lagi begitu sempurna. Dia melakukan hal-hal yang mengejutkan kita semua. Dia memiliki kualitas untuk mempermudah situasi yang sulit,” Kata Diogo Milito, punggawa Inter Milan yang juga rekan se-timnya di Argentina suatu ketika. Tidak hanya dari pemain, Arsen Wenger, manager Arsenal pun menaruh pujian yang sama “Saat membawa bola, Messi tak bisa dihentikan. Dia adalah tipe pemain yang mampu mengubah arah pertandingan,”. Sementara itu bagi sang pangeran Roma Fransesco Totti “Dia seorang fantasista yang memiliki trik-trik. Dia bergerak cepat seperti cahaya dan selalu mencetak gol. Messi sangat kuat. Dia merupakan contoh pemain yang tak pernah menyerah bila melihat perjalanan hidupnya di masa kecil,”. “Ya, Messi jenius, hebat dan spektakuler,” puji mantan presiden Barcelona Joan Laporta pada ketika yang lain.
Tentang skill dan kemampuannya mengolah si kulit bundar, sudah barang tentu tidak diragukan lagi. Penampilannya yang kian apik bersama Barcelona dan kian bernyawanya Argentina di kancah sepak bola dunia mengindikasikan secara jelas bahwa Messi adalah pesepakbola yang populer. Namun yang membuat Messi berbeda dari semua pemain sepak bola terkenal lainnya semisal Maradona, Christiano Ronaldo dan atau Rooney adalah sikap dan sifatnya yang selalu rendah hati.
Messi tidak banyak bertingkah, pun pula tidak banyak bicara. Apalagi menelurkan kata hanya untuk menyombongkan diri. Dia selalu sering dikasari dalam setiap laga, tetapi tidak pernah berusaha untuk membalas. Di selalu sering dijatuhi, namun dia bangun dan tersenyum, jika tidak hanya mengerutkan dahi. Ketika sedang mencetak goal pun Messi tidak menunjukkan reaksi yang berlebihan. Hanya kedua telunjuk yang ditengadahkan ke langit ‘Ini untuk nenekku’ kata Messi.
Messi adalah la messiah. Messi adalah ‘sang penyelamat’. Sebuah julukan yang tepat. Sebegai pesepak bola yang banyak digemari kaum remaja, Messi memberikan teladan yang baik. Bukan hanya tentang skill dan kemampuannya, tetapi lebih dari itu adalah tentang karakter kepribadian. Inilah yang mesti diteladani oleh remaja dan kaum muda, termasuk para pesepak bola se-bintang dan sekaliber Christiano Ronaldo.
Walter Pandiani, punggawa Ossasuna bahkan dengan terang-terangan mengatakan bahwa bintang Real Madrid Christiano Ronaldo harus belajar rendah hati seperti Messi. “Dia sedikit gila, angkuh, dan harus mencoba belajar dari Lionel Messi, pemain terbaik dunia. Dia harus lebih rendah hati” kata Pandiani kepada Cristiano Ronaldo yang mengejeknya saat Osasuna menjamu Real Madrid pada Senin 31 Januari 2011. Saya kira, tidak hanya Christiano Ronaldo yang mesti belajar rendah hati, tetapi siapapun termasuk yang bukan pesepakbola.
Sebab kerendahan hati adalah sebuah keharusan yang dimiliki oleh siapa pun. Kerendahan hati tidak hanya merupakan puncak prestasi dalam kehidupan, tetapi juga merupakan roh menggerakan kehidupan itu sendiri.
Kerendahan hati adalah ‘mesias’ kehidupan, dimana kita dihantar menuju keselamatan yang sama, yakni kehidupan yang harmonis, aman dan tenteram. Jika dalam perspektif ini Lionel Andreas Messi disebut sebagai la Messiah, maka dia adalah salah satu dari figure yang pantas untuk ditiru dan diteladani.
Widget by [ Tips Blogger ]
0 comments:
Post a Comment