Bencana yang awalnya adalah gempa bumi disusul oleh tsunami di Jepang, kini berubah menjadi horror bencana radiasi nuklir. Tanggal 15 Maret 2011, Perdana Menteri Jepang Naoto Kan mengeluarkan himbauan agar masyarakat yang berada di radius antara 20 hingga 30 Kilometer dari lokasi reaktor nuklir di Fukushima, tetap berada di dalam rumah, “Bahaya radiasi nuklir meningkat”, PM Kan mengingatkan, seperti di rilis oleh Kyodo News.
Akhir pekan kemarin (19/03/2011), Menteri Kesehatan Jepang mengumumkan bahwa tingkat radiasi melewati batas normal yang dapat diterima mulai terdeteksi di dalam produk susu buatan pabrik di wilayah Fukushima dan sayuran tertentu di Ibaraki, seperti dimuat di International Atomic Energy Agency (IAEA).
Potensi bencana radiasi nuklir ini tidak main-main. Sebuah berita di New York Times menyebutkan, konon dapat menyebar ke berbagai wilayah di luar Jepang bahkan hingga ke Amerika Serikat dan Mexico.
Dengan adanya ancaman bahaya ini, tentunya tidak sedikit diantara kita yang bertanya-tanya: Efek seperti apa sesungguhnya yang dapat ditimbulkan bagi tubuh kita jika terpapar radiasi nuklir?
Sebuah situs Rusia, Ria Novosti, hari ini mempublikasikan sebuah diagram menarik yang menjelaskan apa yang terjadi pada tubuh manusia yang terpapar radiasi nuklir. Menurut informasi ini, hal terburuk yang mungkin bisa terjadi adalah:
- Kematian sel tubuh secara massif
- Pertumbuhan sel kanker
- Terjadinya mutasi gen
Berikut ini adalah bagannya:
Bagaimana ketiga dampak di atas terjadi?
Tahap-1. Ionisasi yang dihasilkan oleh radiasi yang tergolong kuat dapat membentuk formasi radikal bebas [atom-atom dan molekul-molekul tanpa electron] di dalam sel tubuh.
Tahap-2. Setiap radikal bebas akan mencoba untuk mengambil electron [yang tidak ada pada dirinya] dari ikatan yang ada di sekitarnya, sehingga menimbulkan reaksi formasi radikal bebas secara berantai.
Tahap-3. Integritas sel-sel dan molekul-molekul DNA mengalami penyimpangan.
Efek paparan radiasi nuklir bervariasi sesuai dengan dosis radiasi [dalam unit terserap] yang diterima oleh tubuh, sebagai berikut:
- 0,007 – 0.002, Dosis normal yang dapat diterima oleh tubuh per tahun
- 0.05, Dosis maksimal yang dapat diterima oleh tubuh per tahun.
- 0.1, Tingkatan dimana kemungkinan gen mengalami mutasi dua kali lipat.
- 0.25, Dosis tunggal yang biasanya dijadikan sebagai penentu risiko keadaan darurat.
- 1.0, Dosisi yang menyebabkan penderitaan akut akibat radiasi
- 3~5, Tanpa perawatan, 50% dari orang yang terpapar radiasi dalam dosis ini akan meninggal dalam 1 hingga 2 bulan akibat kelainan sumsum sel tulang.
- 10~50, Kematian terjadi dalam 1 hingga 2 minggu terutama disebabkan oleh luka pada sistim ‘gastrointestinal’.
- 100, Kematian akan terjadi dalam beberapa jam hingga beberapa hari akibat kerusakan pada pusat ‘nervous system’.
Bagaimana cara menetralkan zat radioktif yang masuk ke dalam tubuh kita ?
Menurut Guru Besar Bidang Reaktor Nuklir dari Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung, Zaki Su’ud, salah satu zat radioaktif yang masuk ke tubuh adalah iodium-131. Zat ini menyerang kelenjar tiroid dan bisa menyebabkan kanker.
Cara untuk menetralkannya adalah dengan mengonsumsi iodium dalam jumlah banyak, seperti yang diberikan Pemerintah Jepang bagi warga di sekitar daerah radiasi. Makin banyak iodium yang dikonsumsi, konsentrasi iodium-131 dalam kelenjar tiroid akan berkurang sehingga kemungkinan zat ini terserap tubuh jadi lebih kecil.
Mungkinkah radiasi Nuklir sampai hingga ke Indonesia?
“Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) As Natio Lasman menjamin Indonesia aman dari radiasi. Bapeten telah melakukan pengukuran tingkat keradioaktifan di Tomohon, Sulawesi Utara, yang menjadi jarak terdekat dengan Jepang. Hasilnya, tak ada pengaruh radiasi. “Kualitas udara terhitung baik. Tidak ada pengaruh radiasi,” kata As Natio kepada VIVAnews.”
(Sumber: Kyodo News, IAEA, NYT, Ria Novosti, Kompas, VIVANews)
Widget by [ Tips Blogger ]
0 comments:
Post a Comment