Aku memiliki teman yang saat makan sering berkeringat sampai bercucuran, bahkan melebihi keringatnya saat berolahraga. Pasti kamu juga ada yang seperti itu bukan? Aku sempat berpikiran hal itu terjadi karena metabolisme tubuh yang bekerja lebih cepat daripada semestinya. hmm, untuk selengkapnya ini ada kutipan dari majalah Femina. selamat membaca.
SEHABIS makan, keringat mengucur deras. Padahal, suhu udara tak begitu panas, makan juga sambil duduk manis. Itu, rupanya, berkaitan dengan kerja normal tubuh kita.
Dokter Choesnan Effendi dari Departemen Ilmu Faal FK Unair menjelaskan, keluarnya keringat merupakan salah satu pengaruh fisiologis sesaat sesudah makan (post prandial). Disebut salah satu karena berkeringat bukan satu-satunya efek. Selain itu, setelah makan, timbul rasa kenyang, ingin buang air besar, dan serangan kantuk.
Nah, soal munculnya keringat, prosesnya seperti ini. Makanan yang masuk ke dalam darah memengaruhi proses metabolisme sel tubuh. Proses tersebut bisa berlangsung cepat jika makanan yang masuk tergolong merangsang. Misalnya, makanan pedas atau makanan bersuhu tinggi.
Jika proses metabolisme sel tubuh berlangsung cepat, suhu tubuh meningkat. Sitokin (salah satu protein) pun terpicu muncul. Salah satu bahan yang tergolong sitokin adalah kalikrein. Bahan itu berpengaruh terhadap pelebaran pembuluh darah yang menuju kelenjar keringat di kulit. Dampaknya, keringat mengucur keluar.
Selain itu, ada bahan atau sitokin yang berpengaruh pada pusat pengendalian suhu tubuh yang terletak di hypotalamus (salah satu bagian otak). Bila hypotalamus dirangsang bahan tertentu, termostat di hypotalamus bisa naik atau malah turun.
Contohnya, toksin kuman akan meningkatkan set poin sehingga tubuh menjadi demam (fever atau febris). Sebaliknya, bahan lain, parasetamol, sitokin, antiprostaglandin bisa menurunkan set poin di hypotalamus. Akibatnya, tubuh berkeringat dan suhu tubuh turun.
"Keringat mengucur lebih banyak jika seseorang makan pada lingkungan dengan suhu udara serta kelembapan yang tinggi," katanya. Termasuk, melahap makanan atau minuman hangat yang suhunya lebih tinggi daripada suhu tubuh. Makanan pedas atau makanan yang mengandung bahan pemacu metabolisme akan membuat tubuh bereaksi. "Maksudnya, tubuh menetralisasi kondisi yang berubah dengan cepat tersebut," ujar Choesnan.
Meski demikian, tidak semua orang bakal berkeringat setiap kali makan. Selain bergantung pada jumlah, suhu, dan jenis makanan yang dikonsumsi, banyaknya kelenjar keringat juga memberikan kontribusi. "Pada orang dengan kelenjar keringat banyak, saat makan agak pedas, keringatnya sudah bercucuran seperti habis olahraga berat," ujarnya. "Tapi, ada juga orang yang tenang-tenang saja. Padahal, makan lomboknya banyak banget," lanjutnya.
Dia menambahkan, kondisi bekeringat seperti itu adalah keadaan fisiologis (wajar). Paling efeknya, jika keringat memang sangat berlebihan, jadi cepat haus. "Ini juga bukan masalah. Sebab, haus bisa langsung digelontor dengan air setelah makan," jelasnya.
Meski demikian, ada juga yang merasa lebih segar setelah makan. Terutama, kalau makanan yang masuk tidak terlalu banyak, mudah dicerna, dan mengandung sumber energi yang sangat berperan terhadap proses metabolisme penyediaan energi
Widget by [ Tips Blogger ]
1 comments:
Permisi, numpang promo yahhh :D
HTTP://WWW.AREAFILMDEWASA.BLOGSPOT.COM/
Buat yang 18+ dan Suka Baca Cerita Dewasa ~
Ayo Ikutan Baca CERITA DEWASA anak ABG dan SMA!
GRATIS DAN MENARIK LOHH!!
#CeritaSeks #CeritaDewasa #CeritaBokep #CeritaSMA #CeritaSMP #CeritaABG #CeritaSex #followforfollow #follow4follow #follow #followers #promote #promosi #seksi #sexy
Post a Comment